Archive for the ‘proposal penelitian’ Category

Peranan Komunikasi Antar Keluarga Sebagai Kelompok Dalam Kegiatan Berasan Untuk Mempersiapkan Resepsi Pernikahan Masyarakat Baturaja.

(Proposal)

 

1.1         Latar Belakang

Kebudayaan kata dasarnya budaya berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yaitu bentuk jamak dari kata buddhi yang berarti budi dan akal. Kebudayaan secara keseluruhan didalamnya terkandung ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, kemampuan lain serta kebiasaan  yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.

Menurut Soeyono (1985 : 4), adat adalah kebiasaan yang bersifat magis religius  dari kehidupan penduduk asli, yang meliputi antara lain nilai-nilai budaya, norma-norma hukum dan aturan-aturan yang saling berkaitan yang kemudian menjadi sistem atau peraturan tradisional. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990 : 5), yang dimaksud dengan adat adalah wujud gagasan kebudayaan yang terdiri atas nilai-nilai budaya, norma hukum, dan aturan-aturan yang satu dengan yang lainnya berkaitan menjadi suatu sistem.

Provinsi Sumatera Selatan terbagi atas sebelas kabupaten dan empat kota, salah satu kota yang ada adalah Kota Baturaja. Oleh karena itu tak heran jika Sumatera Selatan memiliki adat dan kebudayaan yang beragam, salah satu keragaman tersebut adalah rangkaian adat perkawinan yang khas.

Sebelum terjadinya kegiatan berasan tentu saja didasari oleh adanya suatu perkenlan antara bujang dan gadis yang merujuk pada rasa saling mencintai dan mempunyai keyakinan untuk membina yang lebih jauh, dalam arti ingin meneruskan hubungan tersebut kejenjang pernikahan. Setelah pasangan tersebut bersepakat untuk membina hubungan yang serius tentu saja mereka akan saling mengenalkan pasangan ke orang tua masing-masing. Pada masyarakat Baturaja pengenalan tahap pertama kepada orang tua didahului oleh pihak bujang, dimana bujang membawa pasangannya dan mengenalkan pasangan tersebut pada orang tuanya. Selanjutnya begitu juga yang dilakukan oleh si gadis, yaitu si gadis membawa pasangannya dan mengenalkan pasangan tersebut pada orang tuanya.

Dalam perkenalan tersebut tentu saja menghasilkan suatu bahasan atau keputusan dari orang tua kepada pasangan tersebut mengenai apakah perkenalan ini layak dilanjutkan ke jenjang pernikahan. Apabila keputusan tersebut merujuk ke jenjang penikahan tentu saja dikeluarga masing-masing pasangan tersebut akan membicarakannya kekerabat masing-masing. Dalam pembicaraan kekerabat masing-masing tersebut tentu saja menghasilakan suatu keputusan kapan akan melangsungkan pertemuan keluarga besar antara pihak bujang dan gadis (berasan) yang akan diwakili oleh beberapa orang dari kerabat masing-masing.

Kegiatan berasan ini merupakan bagian penting dalam mempersiapkan acara resepsi pernikahan, karena kegiatan berasan merupakan wadah bermusyawarah untuk mempersiapkan resepsi pernikahan dan menyatukan dua keluarga menjadi satu keluarga besar. Pertemuan antara dua pihak keluarga ini dihadiri oleh calon mempelai laki-laki, orang tua calon mempelai, dan para kerabat terdekat calon mempelai, pertemuan ini dimaksudkan untuk menentukan apa yang diminta oleh pihak si gadis dan apa yang akan diberikan oleh pihak pria. Pada kesempatan itu, si gadis berkesempatan diperkenalkan kepada pihak keluarga pria secara resmi.

Biasanya suasana berasan ini penuh dengan pantun dan basa basi. Setelah jamuan makan, kedua belah pihak keluarga telah bersepakat tentang segala persyaratan perkawinan baik tata cara adat maupun tata cara agama Islam. Pada kesempatan itu pula ditetapkan kapan hari berlangsungnya acara mutuske kato (lamaran). Dalam hal ini topik yang dibahas meliputi:  hari ngantarke belanjo, saat Munggah, Nyemputi dan Nganter Penganten, Ngalie Turon, Becacap atau Mandi Simburan dan Beratib. Dalam tradisi adat Baturaja dikenal beberapa persyaratan dan tata cara pelaksanaan perkawinan yang harus disepakati oleh kedua belah pihak keluarga, baik secara syariat agama Islam, maupun menurut adat istiadat. Menurut syariat agama Islam, kedua belah pihak sepakat tentang jumlah mahar atau mas kawin, Sementara menurut adat istiadat, kedua pihak akan menyepakati adat apa yang akan dilaksanakan.

Setelah hari mutuske kato (lamaran) terlaksana tahap selaanjutnya yang dilaksanakan adalah acara munggah, prosesi ini merupakan puncak rangkaian acara perkawinan adat Baturaja. Hari munggah biasanya ditetapkan hari libur diantara sesudah hari raya Idul Fitri & Idul Adha. Pada pagi hari sebelum acara, dari pihak mempelai wanita datang ke pihak laki-laki dengan mengutus satu pasang lelaki & wanita.

Selain melibatkan banyak pihak keluarga kedua mempelai, juga dihadiri para tamu undangan. Pelaksanaan Munggah dilakukan dirumah kediaman keluarga pengantin wanita. Sebelum prosesi Munggah dimulai terlebih dahulu dibentuk formasi dari rombongan pria yang akan menuju kerumah kediaman keluarga pengantin wanita. Sebelum prosesi Munggah dimulai terlebih dahulu dibentuk formasi yang akan berangkat menuju rumah pengatin wanita. Formasi itu adalah :

  • Kumpulan (grup) Rudat dan Kuntau.
  • Pengatin Pria diapit oleh kedua orang tua, dua orang pembawa tombak, seorang pembawa payung pengantin, didampingi juru bicara, pembawa bunga langsih dan pembawa ponjen adat serta pembawa hiasan adat dan gegawan. (Ismail, A. 2002 : 95)

Komunikasi memiliki peran penting dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam kegiatan berasan. Hal ini dapat dilihat dari berbagai bentuk komunikasi yang terjadi dalam proses pelaksanaan kegiatan berasan. Mulai dari komunikasi antar pribadi antara seorang bujang dan seorang gadis pada saat merencanakan kegiatan berasan ini sebelum adanya campur tangan dari kedua belah pihak keluarga. Kemudian dilanjutkan dengan komunikasi antara keluarga masing-masing mempelai, dan yang terakhir terjadi komunikasi kelompok didalam kegiatan berasan dimana, pada kegiatan ini perwakilan dari kedua mempelai memusyawarahkan kegiatan-kegiatan yang ingin dicapai pada saat resepsi pernikahan.

Dewasa ini banyak terjadi perubahan-perubahan tradisi pada kegiatan berasan diantaranya: Kemasan makanan wajik yang dulunya dibawa dengan menggunakan Mukun (wadah untuk membawa wajik, yang terbuat dari bahan allumunium dan dibentuk bulat) mukun bermakna sebagai wadah yang khusus hanya untuk membawa wajik, sedangkan sekarang sudah dikemas menggunakan parsel bermakna sebagai alat untuk membawa wajik.

Dalam prosesi berasan yang biasanya menggunakan arak-arakan serta diiringi pantun yang bermakna sebagai bentuk sukacita keluarga besar untuk mengiringi calon pengantin pria menuju kekediaman calon pengantin wanita disela arakan tersebut diisi oleh pantun yang dilantunkan oleh rombongan arakan tersebut yang bertemakan kebanggaan atau kegembiraan keluarga besar karena akan melangsungkan pernikahan, sekarang sudah tidak lagi menggunakan arak-arakan serta tidak diiringi pantun, maknanya karena dalam kegiatan arakan tersebut melibatkan banyak orang dan demi meminimalisir waktu serta sulitnya menyatukan kebersamaan waktu bagi orang-orang yang terlibat dalam arakan tersebut. Kedua keluarga besar berperan penting dalam penentuan tanggal, mahar, pemilihan adat yang digunakan, sedangkan sekarang yang berperan penting dalam menentukan tanggal, mahar, adat adalah kedua calon mempelai tersebut. Dalam kegiatan berasan ini tidak menutup kemungkinan terjadinya pembatalan pernikahan karena tidak adanya kesepakatan bersama antara kedua belah pihak keluarga (komunikasi yang kurang efektif).

Namun seiring perkembangan zaman dan perubahan sosial di masyarakat kegiatan berasan pun mengalami berbagai hambatan atau masalah antara lain: Kemungkinan adanya masalah atau konflik antara kedua belah pihak keluarga karena komunikasi yang kurang efektif, serta penerapan tradisi secara keseluruhan dan tidak keseluruhan, dan karena adanya modernisasi sehingga masyarakat meminimalisir adat yang digunakan dan lama kelamaan adat tersebut tidak digunakan lagi.

Berdasarkan penjelasan diatas kegiatan berasan ini harus ada komunikasi yang efektif antara kedua belah pihak keluarga untuk menghindari konflik atau meminimalisir masalah yang memungkinkan terjadinya pembatalan pernikahan. Kegiatan berasan ini merupakan salah satu kegiatan yang bisa dijadikan aset budaya maka harus ada fasilitas atau wadah untuk tetap melestarikan budaya berasan.

1.2         Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang penelitian diatas, maka rumusan masalah yang didapat adalah :

Bagaimana Peranan Komunikasi Antar Keluarga Sebagai Kelompok Dalam Kegiatan Berasan Untuk Mempersiapkan Resepsi Pernikahan Masyarakat Baturaja?

\

1.3         Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Perana Komunikasi Antar Keluarga Sebagai Kelompok Dalam Kegiatan Berasan Untuk Mempersiapkan Resepsi Pernikahan Masyarakat Baturaja.

1.4         Kegunaan penelitian

Kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. 1.        Secara Teoritis

Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sumbangan yang berarti bagi khazanah kajian ilmu sosial dan perkembangan ilmu komunikasi khususnya dalam peranan komunikasi antar keluarga sebagai kelompok dalam usaha melestarikan tradisi adat pernikahan.

  1. 2.        Secara Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipakai sebagai tambahan informasi dan masukan bagi seluruh masyarakat tentang pentingnya usaha melestarikan tradisi adat pernikahan sebagai upaya pewarisan budaya yang menjadi indentitas bangsa.

 

  1. II.                TINJAUAN PUSTAKA

 

2.1         Tinjauan Tentang Peranan

Perilaku individu dalam kesehariannya hidup bermasyarakat berhubungan erat dengan peran. Karena peran mengandung hal dan kewajiban yang harus dijalani seorang individu dalam bermasyarakat. Sebuah peran harus dijalankan sesuai dengan norma-norma yang berlaku juga di masyarakat. Seorang individu akan terlihat  status sosialnya hanya dari peran yang dijalankan dalam kesehariannya.

Peranan berasal dari kata peran, berarti sesuatu yang menjadi bagian atau memegang pimpinan yang terutama. Peranan menurut Levinson sebagaimana dikutip oleh Soekanto (2006:212), sebagai berikut:

Peranan adalah suatu konsep prihal apa yang dapat dilakukan individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat, peranan meliputi norma-norma yang dikembangkan  dengan  posisi  atau  tempat  seseorang  dalam  masyarakat, peranan  dalam  arti  ini  merupakan  rangkaian  peraturan-peraturan  yang membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan.

 

2.2         Tinjauan Tentang Komunikasi Kelompok

2.2.1        Pengertian Komunikasi

Komunikasi memiliki peranan penting dalam hubungan antar manusia, yang dalam hubungan tersebut terdapat rasa saling pengertian, hubungan timbal balik dan saling membutuhkan. Keberadaan komunikasi menjadi hal yang utama dalam kehidupan manusia.

Menurut Cangara (2006 : 19) komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk merubah tingkah laku mereka. komunikasi sebagai proses komunikasi pada hakekatnya adalah proses penyampaian pikiran, atau perasaan seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Pikiran bisa merupakan gagasan, informasi, opini, dan lain-lain yang muncul dari dalam benaknya. Perasaan bisa berupa keyakinan, kepastian, keraguan, kekhawatiran, kemarahan, keberanian, kegairahan, dan sebagainya yang timbul dari dalam lubuk hati. Sebagai makhluk sosial manusia senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi dalam dirinya.

Menurut Cangara (2006 : 2), menyebutkan tiga fungsi dasar mengapa manusia ingin berkomunikasi:

  1. Hasrat manusia ingin mengontrol lingkungannya. Setiap manusia mempuyai hasrat untuk bisa mengontrol dan mengendalikan lingkungan yang dia tempati agar bisa berada dalam lingkungan tersebut.
  2. Upaya manusia untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Setiap manusia harus bisa beradaptasi dengan lingkungan yang baru dia tempati maupun yang sudah lama dia tempati, manusia harus bisa melihat keadaan disekitarnya agar bisa tinggal dan mempunyai kenyamanan ditempat dia tinggal, bisa mempunyai teman dengan mencoba untuk mengikuti kegiataan yang ada disekitar lingungan rumahnya.
  3. Upaya untuk melakukan transformasi warisan sosialisasi. Sosialisasi terhadap lingkungan sekitar rumah bisa memberikan kita teman atau tetangga, bisa memberikan kita kehidupan yang rukun dengan tetangga karena manusia saling membutuhkan satu sama lainnya, maka dari itu manusia butuh sosialisasi terhadap tetangganya karena sewaktu-waktu kita membutuhkan pertolongan dari tetangga kita sendiri.

Menurut Onong (2002 : 28), komunikasi akan berjalan dengan lancar dan proses komunikasi itu akan terjadi apabila ada unsur-unsur sebagai berikut :

  1. Adanya komunikator. Komunikator adalah seorang pembicara yang berguna untuk menyampaikan suatu informasi yang didapat serta dibutuhkan oleh orang lain.
  2. Adanya berita, ide, pesan yang harus disampaikan. Suatu komunikasi tidak akan terjadi jika tidak ada berita, ide, pesan yang harus disampaikan kepada orang lain.
  3. Adanya alat untuk menyampaikan informasi. Suatu informasi harus ada alat sebagai penunjang keberhasilan penyampaian informasi kepada seorang komunikan, demi meyakinkan seorang komunikan terhadapa informasi yang akan disampaikan seorang komunikator.
  4. Adanya penerima pesan atau komunikan. Suatu komunikasi akan berjalan dengan baik jika didalamnya terdapat komunikator, informasi yang mau disampaikan, serta komunikan. Adanya seorang komunikan sangat penting  karena kalau tidak ada komunikan, komunikasi tidak akan berjalan karen tidak adanya seorang yang menerima pesan yang akan disampaikan seorang komunikator.

Berdasarkan pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa hakekat dan tujuan dari komunikasi itu adalah agar terdapaat kerjasama antara orang-orang untuk mencapai suatu tujuan. Serta penyampaian informasi dan pengertian dari seseorang kepada orang lain. Komunikasi biasa dikatakan berhasi jika terdapat komunikator dan komunikan yang saling pengertian dan saling memahami. Namun hal ini tidak berarti kedua belah pihak harus menyetujui suatu gagasan tersebut.

2.2.2        Pengertian Kelompok

Sendjaja (1999 : 89), kelompok adalah bagian yang tidak terpisahkan dengan kehidupan kita, karena melalui kelompok, memungkinkan kita dapat berbagi informasi, pengalaman dan pengetahuan kita dengan kelompok lainnya, kelompok juga sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut. Kelompok ini misalnya adalah keluarga, kelompok diskusi, kelompok pemecahan masalah, atau suatu komite yang sedang mengadakan rapat untuk mengambil suatu keputusan. Dalam kelompok biasanya terjadi komunikasi baik komunikasi antar kelompok, antar keluarga, maupun komunikasi atar pribadi.

Inti dari suatu kelompok bukan perbedaan dari anggotanya tetapi saling ketergantungan antara mereka. Kelompok mempunyai dua tanda psikologis. Pertama, anggota-anggota kelompok merasa terikat dengan kelompok ditandai dengan adanya sense of belonging, yang tidak dimiliki orang yang bukan anggota. Kedua, nasib anggota-anggota kelompok saling bergantung sehingga hasil setiap orang terkait dengan cara tertentu dengan hasil yang lain.

 

2.2.3        Komunikasi Kelompok

Menurut Wiryanto, (2005 : 30), mendefinisikan komunikasi kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan tujun yang telah diketahui seperti berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggota-anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggota-anggota lain secara tepat. Menurut Riyono Pratikno (1983 : 24), komunikasi kelompok adalah menyampaikan pesan kepada kelompok manusia misalnya, kuliah, ceramah, memberi pelajaran dan lain- lain. Didalam komunikasi kelompok yang dituju adalah rasio atau akal (rasional) guna dapat menerima, menanggapi, serta mengolah suatu pesan dalam benak atau otak. Kedua definisi komunikasi kelompok diatas mempunyai kesamaan, yakni adanya komunikasi tatap muka, dan memiliki susunan rencana kerja tertentu untuk mencapai tujuan kelompok.

Terdapat beberapa elemen yang terkandung didalam pendapat ahli diatas yaitu:

  1. Waktu. Seseorang yang berinteraksi dalam jangka waktu yang singkaat tidak dapat dikatakan sebagai kelompok, karena didalam kelompok terdapat interaksi dalam jangka waktu yang panjang. Sebab dengan interaksi ini akan dimiliki karakteristik atau ciri-ciri yang tidak dimiliki oleh kumpulan yang bersifat sementara.
  2. Ukuran atau jumlah partisipan dalam komunikasi kelompok. Tidak ada ukuran yang pasti mengenai jumlah anggota dalam kelompok. Untuk mengatasi perbedaan jumlah anggota tersebut, muncul konsep yang dikenal dengan smallness, yaitu kemampuan setiap anggota kelompok untuk dapat mengenal dan memberi reaksi terhadap anggot kelompok lainnya.
  3. Tujuan yang mengandung pengertian bahwa keanggotaan dalam suatu kelompok akan membantu individu yang menjadi anggota kelompok tersebut dapat mewujudkan satu atau lebih tujuannya.

(Sendjaja 1999 : 92).

2.2.4        Teori Komunikasi Kelompok

Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama. Kelompok ini misalnya adalah keluarga, kelompok diskusi, kelompok pemecahan masalah, atau suatu komite yang tengah menagadakan rapat untuk mengambil suatu keputusan.

Teori yang berhubungan dalam penelitian ini adalah teori percakapan kelompok yang berkaitan dengan produktivitas kelompok atau upaya-upaya untuk mencapainya melalui pemeriksaan masukan dari anggota (member inputs). Masukan atau input yang berasal dari anggota kelompok dapat diidentifikasikan sebagai prilaku, interaksi dan harapan-harapan (expectations) yang bersifat individual. Dalam hal ini kegiatan berasan biasanya dihadiri oleh anggota keluarga dari kedua belah pihak, serta materi yang dibahas umumnya tentang hari pelaksanaan pernikahan, adat yang digunakan, mahar apa yang akan dibawa. Produktivitas dari suatu kelompok dapat dijelaskan melalui konsekuensi prilaku, interaksi dan harapan-harapan melalui struktur kelompok.

variabel-variabel perantara (mediating variables), dan keluaran dari kelompok (group output). Variabel-variabel perantara merujuk pada struktur formal dan struktur peran dari kelompok seperti status, norma dan tujuan-tujun kelompok  dalam melaksanakan kegiatan berasan. Sedangkan yang dimaksud dengan keluaran atau output kelompok  dari kegiatan berasan  ini terdapat anggota-anggota keluarga yang terkandung didalamnya yang mempunyai harapan-harapan yang sama, setiap anggota keluarga diperbolehkan memberikan pendapat demi kebaikan dan kelancaran kegiatan berasan, yang pada akhirnya mendapatkan hasil yang diinginkan.

 

Berasan merupakan suatu bentuk media komunikasi kelompok yang bersifat tatap muka dan alat untuk mendapatkan mufakat melalui musyawarah kelompok. Dengan kata lain, prilaku, interaksi dan harapan-harapan (input variables) mengarah pada stuktur formal dan struktur peran (mediating variables), sebaiknya variabel ini mengarah pada produktivitas dan semangat keterpaduan.

(Sendjaja 1999 : 113).

2.2.5        Jenis-jenis Komunikasi Kelompok

Menurut Onong (2002 : 76) jenis komunikasi kelompok yaitu:

  1. Komunikasi kelompok kecil.

Komunikasi Kelompok Kecil Disebut juga small  group communication, adalah komunikasi yang ditujukan pada kognisi komunikan dan proses berlangsungnya secara dialogis. Dalam komunikasi kelompok kecil, komunikator menunjukan pesannya kepada benak atau pikiran komunikan, misalnya kuliah, ceramah, diskusi, seminar, rapat, dan lain-lain. Dalam komunikasi ini logika berperan penting. Komunikan akan menilai logis atau tidaknya uraian komunikator. Ciri lain komunikasi kelompok kecil adalah prosesnya berlangsung secara dialogis, tidak linier, melainkan sirkular. Umpan balik terjadi secara verbal. Komunikan dapat menanggapi uaraian komunikator, bisa bertanya jika tidak mengerti, dapat menyanggah apabila tidak setuju dan sebagiannya.

  1. Komunikasi kelompok besar

Komunikasi Kelompok Besar disebut juga large group communication, adalah komunikasi yang ditunjukan pada efeksi komunikan dan prosesnya tidak berlangsung secara linier. Pesan yang disampaikan komunikator dalam situasi komunikasi kelompok besar dutujukan pada efeksi, hati atau perasaan khalayak. Contoh untuk komunikasi kelompok besar misalnya adalah rapat raksasa yang dilakukan dilapangan. Jika komunikan pada komunikasi kelompok kecil adalah homogen (antara lain sekelompok orang yang sama jenis kelaminnya, sama pendidikannya atau sama status sosialnya), komunikan dalam komunikasi kelompok besar bersifat heterogen (mereka terdiri dari individu-individu) yang berbeda jenis kelamin, usia, pendidikan, jenis pekerjaan agama, dan sebagainya.

2.2.6        Peranan Komunikasi Kelompok

Menurut (Sendjaja 1999 : 92), Peran komunikasi kelompok adalah sebagai berikut:

  1. Interaksi dalam komunikasi kelompok merupakan faktor yang penting. Karena melalui interaksi inilah kita dapat melihat perbedaan antara kelompok dengan istilah yang disebut coact. Coact adalah sekumpulan orang yang secara serentak terkait dalam aktifitas yang sama namun tanpa komunikasi satu sama lain. Misalnya, karyawan yang hanya secara pasif mendengarkan duatu pembicaraan didalam suatu rapat, secara teknis belum dapat dikatakan sebagai kelompok.
  2. Jaringan komunikasi. Dalam hubungan dengan prestasi kelompok pola komunikasi bintang, menjelaskan semua anggota saling berkomunikasi satu sama lainnya.

A

E                                     B

D                                       C

 

  1. Kelompok pemecahan masalah, orang-orang yang terlibat dalam kelompok pemecahan masalah, bekerja bersama-sama untuk mengatasi persoalan bersama yang mereka hadapi. Dalam sebuah kelompok diskusi misalnya, bagaimana seluruh anggota kelompok diskusi memecahkan persoalan tentang cara pembagian kerja yang memungkinkan mereka terlibat dalam dalam sebuah diskusi. Menurut Rakhmat (1994 : 143), Kelompok pemecahan masalah dalam operasionalnya melibatkan dua aktivitas penting: pertama pengumpulan informasi, bagaimana suatu kelompok sebelum membuat suatu keputusan berusaha mengumpulkan informasi yang penting dan berguna untuk landasan pengambilan keputusan tersebut. kedua pembuatan keputusan atau kebijakan itu sendiri yang berdasar pada hasil pengumpulan informasi.

 

2.2.7        Tujuan Komunikasi Kelompok

Menurut Rakhmat (1994 : 141), suatu kelompok diperlukan kesadaran pada anggota-anggotanya akan ikatan yang sama yang mempersatukan mereka. Setiap kelompok mempunyai tujuan dan setiap anggota-anggota kelompok bekerja sama untuk mencapai tujuan. Adapun tujuan komunikasi kelompok dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu:

  1. Tujuan personal. Komunikasi ini dilakukan agar kita dapat bergaul dengan orang lain. Tujuannya adalah memperkuat hubungan interpersonal dan menaikkan kesejahteraan kita. Selain itu sebagai penyaluran yang biasa dilakukan dalam suasana yang mendukungadanya pertukaran pikiran atau dalam diskusi keluarga, dimana keterbukaan diri sangat dibutuhkan. Tujuan ini juga cenderung memfokuskan komunikasi kepada masalah personal daripada hubungan interpersonal.
  2. Tujuan yang berhubungan dengan pekerjaan. Orang-orang berkumpul bersama dalam kelompok untuk membuat keputusan mengenai sesuatu. Bila orang berpartisipasi dalam pembuatan keputusan, mereka lebih suka menerima hasil kerjanya dan melakukannya dengan baik. Selain itu kelompok adalah cara yang terbaik untuk memecahkan masalah. Sehingga dapat pula menyempurnakan hubungan yang kurang baik.

2.3         Tinjauan Komunikasi Antar Keluarga

Menurut Vembriarto, St (1993 : 36), pengertian keluarga adalah kelompok sosial kecil yang umumnya terdiri dari ayah, ibu dan, anak. Hubungan sosial diantara keluarga relatif tetap karena didasarkan atas ikatan darah, pekawinan, atau adopsi. Hubungan antara anggota keluarga dijiwai oleh suasana afeksi dan rasa tanggung jawab.

Setiap keluarga akan melakukan interaksi antara keluarga yang satu dengan keluarga yang lainnya karena keluarga juga merupakan inti dari masyarakat, keluarga merupakan bagian dari masyarakat dan ada hubungan timbal balik antara keluarga dan masyarakat, jika keluarga tidak stabil maka masyarkat itu juga tidak stabil.

2.3.1        Peranan Komunikasi Antar Keluarga

Menurut Hafeid (1998:61), peranan komunikasi antar keluarga yaitu:

  1. Mengembangkan kreatifitas berfikir dan imajinasi, memahami mengendalikan diri serta meningkatkan kematangan berfikir sebelum mengambil keputusan dan kesimpulan.
  2. Meningkatkan hubungan insani (Human Relation), menghindari dan mengatasi konflik-konflik pribadi, mengurangi ketidakpastian sesuatu, serta berbagai pengetahuan dan pengalaman dengan orang lain.
  3. Sosialisasi, penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif sehingga ia sadar akan fungsi sosialnya dan dapat aktif dalam masyarakat.

2.4         Berasan Sebagai Bentuk Komunikasi Antar Keluarga Di Dalam Sebuah Kelompok

Berasan berasal dari bahasa Melayu artinya bermusyawarah, yaitu bermusyawarah untuk menyatukan dua keluarga menjadi satu keluarga besar. Berasan merupakan salah satu jenis komunikasi kelompok kecil, pada prakteknya berasan merupakan sarana yang digunakan dalam menyampaikan pesan, informasi, gagasan, atau ide dari kedua belah pihak keluarga yang melibatkan perwakilan dari kedua belah pihak keluarga masing-masing. Berasan biasanya digunakan untuk membicarakan hal-hal penting yang dihadapi dalam mempersiapkan resepsi pernikahan, kemudian meminta pendapat atau tanggapan dari anggota keluarga yang hadir dalam kegiatan berasan tersebut, dan mencari pemecahannya.

Dalam kegiatan berasan biasanya dihadiri oleh anggota keluarga dari kedua belah pihak. Materi yang dibahas umumnya tentang hari pelaksanaan pernikahan, adat yang digunakan, mahar apa yang akan dibawa. Berasan merupakan suatu bentuk media komunikasi kelompok yang bersifat tatap muka. Berasan merupakan alat untuk mendapatkan mufakat melalui musyawarah kelompok.

2.4.1        Konsep Melestarikan Tradisi Berasan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990 : 997), melestarikan kesenian adalah merupakan upaya untuk melindungi kesenian budaya bangsa agar dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya dari segala ancaman dan gangguan baik secara langsung maupun tidak langsung karena kesenian budaya dapat menjadi aset bangsa negara tersebut.

Tradisi kegiatan berasan  sebagai salah satu hasil cipta, rasa dan karsa yang merupakan hasil kebudayaan yang perlu dilestarikan mengingat kegiatan berasan  ini merupakan hasil hidayah nenek moyang kita, dan sebagai salah satu aset budaya bangsa.

2.5         Tinjauan Tentang Resepsi Pernikahan

Resepsi pernikahan merupakan sebuah publikasi kepada khayalak ramai bahwa telah terjadinya suatu pernikahan antara si bujang dengan si gadis yang berasal dari keluarga yang berasal dari keluarga masing-masing. Sehingga seakan-akan telah menjadi suatu syarat bahwa resepsi pernikahan merupakan suatu sumber daya sentral dalam mengkomunikasikan dan mengangkat suatu makna. Belakangan ini resepsi pernikahan menjadi sebuah ritual yang hukumnya fardhu a’in atau wajib bagi setiap pasangan yang telah mengucapkan ijab kabul.

2.6         Kerangka Pikir

Penelitian ini lebih menjelaskan kepada bagaimana peranan komunikasi antar keluarga sebagai kelompok secara menyeluruh yang merupakan rangkaian tindakan yang dilakukan oleh kelompok masyarakat Baturaja dalam prosesi kegiatan berasan. Proses komunikasi yang terbina merupakan komunikasi pada kelompok masyarakat Baturaja dalam pelaksanaan prosesi kegiatan berasan dan dalam upaya melestarikan tata cara kegiatan berasan dalam bentuk komunikasi kelompok. Kegiatan berasan ini merupakan bagian penting dalam mempersiapkan acara resepsi pernikahan, karena kegiatan berasan merupakan wadah bermusyawarah untuk mempersiapkan resepsi pernikahan dan menyatukan dua keluarga menjadi satu keluarga besar. Pertemuan antara dua pihak keluarga ini dihadiri oleh calon mempelai laki-laki, orang tua calon mempelai, dan para kerabat terdekat calon mempelai, pertemuan ini dimaksudkan untuk menentukan apa yang diminta oleh pihak si gadis dan apa yang akan diberikan oleh pihak pria. Pada kesempatan itu pula ditetapkan kapan hari berlangsungnya acara mutuske kato (lamaran). Dalam hal ini topik yang dibahas meliputi:  hari ngantarke belanjo, saat Munggah, Nyemputi dan Nganter Penganten, Ngalie Turon, Becacap atau Mandi Simburan dan Beratib. Setelah hari mutuske kato (lamaran) terlaksana tahap selaanjutnya yang dilaksanakan adalah acara munggah, prosesi ini merupakan puncak rangkaian acara perkawinan adat Baturaja.

Komunikasi memiliki peran penting dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam kegiatan berasan. Hal ini dapat dilihat dari berbagai bentuk komunikasi yang terjadi dalam proses pelaksanaan kegiatan berasan. Mulai dari komunikasi antar pribadi antara seorang bujang dan seorang gadis pada saat merencanakan kegiatan berasan ini sebelum adanya campur tangan dari kedua belah pihak keluarga. Kemudian dilanjutkan dengan komunikasi antara keluarga masing-masing mempelai, dan yang terakhir terjadi komunikasi kelompok didalam kegiatan berasan dimana, pada kegiatan ini perwakilan dari kedua mempelai memusyawarahkan kegiatan-kegiatan yang ingin dicapai pada saat resepsi pernikahan.

Perkembangan zaman yang semakin modern menjadi salah satu faktor yang membuat kurangnya intensitas pengaplikasian kegiatan berasan. Hal ini yang menjadi dasar permasalahan pada penelitian ini. Dalam menjaga kelangsungan tata cara kegiatan berasan yaitu melalui pendekatan komunikasi kelompok dan komunikasi antar keluarga serta dikaji lebih mendalam melalui teori percakapaan kelompok. Dengan mengumpulkan data-data di lapangan baik secara pengamataan atau observasi serta melakukan wawancara terhadap informan yang telah ditentukan melalui teknik sample purposive.

Bagan Kerangka Pikir

Berasan Dalam Adat Perkawinan Di Baturaja

-Interaksi hubungan antara kedua belah pihak keluarga

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

III        METODE PENELITIAN

 

3.1     Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian kualitatif. Menurut Moleong, (2005 : 6), penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain. Secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khususya alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.

Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif  berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan manusia dan kawasannya dan dalam peristilahannya.

Penelitian kualitatif digunakan untuk meneliti objek dengan cara menuturkan, menafsirkan data yang ada, ada pelaksanaannya melalui pengumpulan, penyusunan, analisa dan interprestasi data yang diteliti pada masa sekarang. Tipe  penelitian ini dianggap sangat relevan untuk dipakai karena menggambarkan keadaan objek yang ada pada masa sekarang secara kualitatif berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian.

3.2     Definisi Konsep

          Definisi konsep adalah batasan terhadap masalah-masalah variabel yang dijadikan pedoman dalam penelitian sehingga tujuan dan arahnya tidak menyimpang. Adapun definisi konsep dalam penelitian ini adalah:

  1. Peranan adalah suatu konsep prihal apa yang dapat dilakukan individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat, peranan meliputi norma-norma yang dikembangkan  dengan  posisi  atau  tempat  seseorang  dalam  masyarakat, peranan  dalam  arti  ini  merupakan  rangkaian  peraturan-peraturan  yang membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan.
  2. Menurut Wiryanto, (2005 : 30), mendefinisikan komunikasi kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan tujun yang telah diketahui seperti berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggota-anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggota-anggota lain secara tepat.
  3. Komunikasi antar keluarga adalah interaksi yang terjadi antara keluarga yang satu dengan keluarga yang lainnya karena keluarga merupakan inti dari masyarakat, keluarga merupakan bagian dari masyarakat dan ada hubungan timbal balik antara keluarga dan masyarakat, jika keluarga tidak stabil maka masyarkat itu juga tidak stabil.
  4. Berasan berasal dari bahasa Melayu artinya bermusyawarah, yaitu bermusyawarah untuk menyatukan dua keluarga menjadi satu keluarga besar. Pertemuan antara dua pihak keluarga ini dimaksudkan untuk menentukan apa yang diminta oleh pihak si gadis (perempuan) dan apa yang akan diberikan oleh pihak bujang (laki-laki).
  5. Resepsi pernikahan adalah sebuah publikasi kepada khayalak ramai bahwa telah terjadinya suatu pernikahan antara si bujang dengan si gadis yang berasal dari keluarga yang berasal dari keluarga masing-masing.

3.3         Fokus Penelitian

Komunikasi memiliki peran penting dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam kegiatan berasan. Hal ini dapat dilihat dari berbagai bentuk komunikasi yang terjadi dalam proses pelaksanaan kegiatan berasan. Mulai dari komunikasi antara keluarga masing-masing mempelai, sampai komunikasi kelompok dimana pada kegiatan ini perwakilan dari kedua mempelai memusyawarahkan kegiatan-kegiatan yang ingin dicapai pada saat resepsi pernikahan. Masalah dalam penelitian ini difokuskan pada Peranan Komunikasi Antar Keluarga Sebagai Kelompok Dalam Kegiatan Berasan Untuk Mempersiapkan Resepsi Pernikahan Masyarakat Baturaja.

3.4         Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah masyarakat Baturaja yang bertempat di Desa Sukaraya Tanjung Baru, Kecamatan Baturaja Timur, Sumatera Selatan. Alasan pemilihan lokasi penelitian ini adalah karena masyarakat Baturaja masih melaksanakan rangkaian kegiatan berasan.

3.5         Informan

Menurut Moleong (2005 : 6), penelitian kualitatif pada umumnya mengambil jumlah informan yang lebih kecil dibandingkan dengan bentuk penelitian lainnya. Informan berperan penting dalam penelitian ini, dan informan pada penelitian ini merupakan orang-orang yang terkait langsung dalam komunikasi kelompok dalam upaya melestarikan kegiatan berasan. Untuk pemilhan informan pada penelitian ini menggunakan teknik sampel purposif. Menurut Ruslan (2006 : 156) teknik sampel purposif (purposive sampling) adalah pemilihan informan berdasarkan pada karekteristik tertentu yang dianggap mempunyai sangkut pautnya dengan karakteristik populasi yang sudah diketahui sebelumnya.

3.6         Jenis Data

Dalam penelitian ini ada dua sumber data yang digunakan, yaitu sumber data primer dan data skunder:

  1. Data primer yaitu data terpenting dalam penelitian yang akan diteliti. data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan baik melalui pengamatan, maupun melalui pertanyaan yang telah disiapkan. Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara dan jawaban dari daftar pertanyaan yang akan diajukan.
  2. Data skunder yaitu data yang mendukung data primer, mencakup data lokasi penelitian dan data lain yang mendukung masalah penelitian.

3.7         Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik pengolahann data yang digunakan adalah :

  1. Wawancara yaitu mengumpulkan data dengan cara berdialog secara langsung dengan responden guna mengetahui dan memperoleh data serta informasi yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
  2. Kepustakaan yaitu mencari atau menggali informasi atau pengetahuan yang berhubungan dengan penelitian ini melalui sumber-sumber ilmiah, literatur, brosur-brosur, dan bacaan lain yang berhubungan dengan penelitian.
  3. Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan pencatatan terhadap dokumen-dokumen, arsip-arsip, buku-buku peraturan serta dokumen lainnya yang ada pada obyek penelitian.
  4. Observasi yaitu mengadakan pengamatan secara langsung ke tempat/lokasi penelitian serta mencatat data-data yang diperlukan.

3.8         Teknik Analisis Data

Analisa data adalah proses mencari dan mengatur catatan lapangan, dan bahan-bahan lainnya yang ditemukan di lapangan. Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif yang berpijak dari data yang di dapat dari hasil wawancara serta hasil dokumentasi, dengan tahapan analisis sebagai berikut:

  1. Reduksi Data, yaitu tahap merangkum atau menyederhanakan data sesuai dengan kebutuhan dalam penelitian.
  2. Penyajian Data, yaitu tahap menyajikan data kedalam deskripsi atau penjabaran kalimat dan memberikan interprestasi atas data tersebut.
  3. Mengambil Kesimpulan, yaitu tahap menentukan kesimpulan secara umum berdasarkan pembahasan data yang telah dilakukan.

 

 

 

 

 

Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta. Jakarta.

Cangara, Hafied. 1998/2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Effendy, Onong Uchjana. 2002. Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi. PT Citra Aditya. Bandung

Gunarsah, D. Singgih. 1984. Psikologi Remaja. BPK Gunung Mulia. Jakarta

Ismail H, Arlan I. 2002. Adat Perkawinan Komering Ulu Sumatera Selatan. Unanti Press. Palembang.

Moleong, Lexy J. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Rosda Karya. Bandung.

Pratikno, Riyono. 1983. Jangkauan Komunikasi. Alumni. Bandung.

Rakhmat, Jalaluddin. 1994. Psikologi Komunikasi. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Ruslan, Rosadi. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. Tarsito. Bandung.

Sendjaja, S. Djuarsa. 1999.Teori Komunikasi.Universitas Terbuka. Jakarta.

Soekanto, Soerjono. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Tim Penyusun Kamus, Pusat Pengembangan Bahasa, 1990. Kamus Besar Indonesia. Balai pustaka. Jakarta.

Vembriarto, ST. 1993. Sosiologi Pendidikan. Grasindo. Jakarta.

Wiryanto. 2005. Pengantar Ilmu Komunikasi. Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta.